Ya Allah, Janganlah Kami Engkau Kumpulkan dalam Keadaan Buta
Seorang mukmin memiliki ciri mengimani perkara yang gaib, termasuk kenyataan bahwa kehidupan dunia ini adalah fana, akan ada kematian dan akan datang Hari Kebangkitan (Yaumul Ba’tsi). Pada surat al-Waqiah terdapat kebenaran yang menjelaskan momentum Hari Kebangkitan, yakni Allah Ta’ala akan mengganti keadaan/rupa setiap insan di akhirat kelak. Sehingga tidak sama antara keadaannya di dunia dan akhirat kelak.
“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan, untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.”(QS. al-Waqiah: 60-61).
Pada hari itu ada wajah menghitam dan ada wajah yang putih berseri. Mereka yang menghitam adalah kaum yang kalah, meski mungkin ada di antara mereka yang sempat merasa berjaya di dunia, bangga dengan kemaksiatan dan keberpihakan mereka pada kebatilan, dan menindas para pendukung al-haq.
Mereka yang putih berseri adalah para pemenang abadi, meski mungkin ada di antara mereka yang sempat merasakan ketertindasan oleh kezaliman dan kebatilan dikarenakan sikap kukuh dalam perjuangan menegakkan Islam, dan tidak mau bergeser atau kompromi seincipun.
“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.”(QS. ali Imran: 106-107).
Di antara orang-orang yang kalah di akhirat ada yang Allah buat mereka menjadi buta, lantas kebutaan ini membuat mereka meratap dan bertanya-tanya kepada Allah SWT. karena mereka orang yang bermata normal saat hidup di dunia.
“Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”(QS. Thaha: 125).
Allah menjawab bahwa kebutaan itu disebabkan sikap berpaling dan sok pandir mereka dari petunjuk Allah SWT. Maka sebagai balasannya Allah membuat mereka buta dan melupakan keadaan mereka di akhirat. FirmanNya:
Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”.(QS. Thaha: 126)
Seorang mukmin memiliki ciri mengimani perkara yang gaib, termasuk kenyataan bahwa kehidupan dunia ini adalah fana, akan ada kematian dan akan datang Hari Kebangkitan (Yaumul Ba’tsi). Pada surat al-Waqiah terdapat kebenaran yang menjelaskan momentum Hari Kebangkitan, yakni Allah Ta’ala akan mengganti keadaan/rupa setiap insan di akhirat kelak. Sehingga tidak sama antara keadaannya di dunia dan akhirat kelak.
“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan, untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.”(QS. al-Waqiah: 60-61).
Pada hari itu ada wajah menghitam dan ada wajah yang putih berseri. Mereka yang menghitam adalah kaum yang kalah, meski mungkin ada di antara mereka yang sempat merasa berjaya di dunia, bangga dengan kemaksiatan dan keberpihakan mereka pada kebatilan, dan menindas para pendukung al-haq.
Mereka yang putih berseri adalah para pemenang abadi, meski mungkin ada di antara mereka yang sempat merasakan ketertindasan oleh kezaliman dan kebatilan dikarenakan sikap kukuh dalam perjuangan menegakkan Islam, dan tidak mau bergeser atau kompromi seincipun.
“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.”(QS. ali Imran: 106-107).
Di antara orang-orang yang kalah di akhirat ada yang Allah buat mereka menjadi buta, lantas kebutaan ini membuat mereka meratap dan bertanya-tanya kepada Allah SWT. karena mereka orang yang bermata normal saat hidup di dunia.
“Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”(QS. Thaha: 125).
Allah menjawab bahwa kebutaan itu disebabkan sikap berpaling dan sok pandir mereka dari petunjuk Allah SWT. Maka sebagai balasannya Allah membuat mereka buta dan melupakan keadaan mereka di akhirat. FirmanNya:
Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”.(QS. Thaha: 126)
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar